Powered By Blogger

Minggu, 17 Maret 2013

METODE DEMONSTRASI dan EKSPERIMEN



Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang dilakukan guru, orang luar atau manusia sumber  yang sengaja diminta atau peserta didik menunjukkan kepada kelas suatu benda aslinya, tiruan (wakil benda asli) atau suatu proses, misalnya bagaimana cara membuat peta timbul, menggunakan kamera dengan hasil yang baik dan sebaiknya.
Metode eksperimen adalah suatu  metode mengajar yang melibatkan guru bersama peserta didik mencoba mengerjakan suatu dan mencoba mengamati proses dan hasil percobaan itu. Misalnya, karena ingin memperoleh jawaban tentang kebenaran sesuatu, mencari cara-cara yang lebih baik, mengetahui elemen/ unsure-unsur apakah yang ada pada suatu benda, ingin mengetahui apakah yang akan terjadi, dan sebagainya.
Penggunaan metode demonstrasi dan eksperimen
Contoh-contoh:                                        
a.       Untuk menjawab pertanyaan “bagaimana cara mengatur sesuatu”.
Ilustrasi cara membuat rumah sehat:
-          Pertama, ia berusaha mewujudkan prinsip-prinsip membangun rumah, menempatkan jendela-jendela, dengan membuat gambar atau sketsa di papan tulis. Untuk membuat MCK dalam hubungannya dengan sumur, dibuatnya sketsa yang menggambarkan cara-cara penyaluran air serta tempat mengatur dan menampung kotoran.
-          Kedua, member gambaran yang realistis kepada peserta didik dalam model tiga dimensi. Mencoba membuat model dengan berpedoman pada sketsa dan pengetahuan yang telah didapat.
-          Ketiga, memberikan demonstrasi yang sesungguhnya. Para peserta didik dibawa melihat dan memperhatikan serta menghubungkan dengan apa yang telah dipelajari di sekolah. Peserta didik juga diberi kesempatan untuk bertanya kepada para pekerja dan melihat segala sesuatu yang dibangun dengan sesungguhnya. Dala hal ini sebuah demontrasi  di luar sekolah telah membantu mempertinggi pelajaran.
b.      Untuk menjawab pertanyaan “bagaimana membuatnya”
Di suatu kelas SKKA, guru akan mendemontrasikan cara-cara memasak yang menjamin kebersihan dan memelihara kadar vitamin makanan. Guru mempersiapkan alat-alat memasak dari satu langkah ke langkah berikutnya. Seorang peserta didik ditugaskan menulis setiap urutan langkah ke langkah berikutnya. Seorang peserta didik ditugaskan menulis setiap urutan langkah ke langkah tersebut di papan tulis, sedangkan yang lain mencatat di buku masing-masing. Dengan cara ini cara memasak yang memenuhi persyaratan kebersihan dan menjamin kadar vitamin makanan. Cara ini lebih mudah daripada sekedar mendengarkan keterangan-keterangan guru atau membaca petunjuk memasak.
c.       Contoh berikut, untuk menjawab pertanyaan “bagaimana bekerjanya”
Pada kursus memotret, guru memakai gabungan gambar-gambar di papan tulis dengan sebuah model alat protet bentuk box. Terhadap gambar yang tertera di papan tulis, ditunjukkan benda-benda yang bersangkutan dengan alat protet itu, dan para siswa diberi kesempatan mengamat-amati dari dekat benda tersebut. Kemudian kepada kelas diperlihatkan bagaimana cara memasukkan film yang belum dipakai (baru), dan ditunjukkan pada mekanisme kerja alat-alat itu. Selanjutnya peserta didil mencoba mengambil gambar (protet).
d.      Menjawab pertanyaan “ Bagaimana mengerjakannya”
Pada pelajaran tari untuk gerak (Panca dan kaki jangkahan”, guru dapat menggambarkan kaki di papan tulis, kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi gerakan yang sesungguhnya. Guru memperlihatkan gambar yang sesungguhnya. Guru memperlihatkan gambar yang dimaksudkan dengan gerakan:
-          Letak telapak kaki harus selalu seorang ke samping kanan 45 untuk kaki kanan dan serong ke kiri 45 untuk kaki kiri.
-          Bila akan menampakkan kaki kanan, berat badan pada kaki kiri, kemudian kaki kanan diangkat lurus untuk kemudian diletakkan di muka samping kanan, baru kemudian ditekuk untuk bergantian menahan berat badan guna menggerakkan kaki kiri.
-          Gerakan kaki kiri tersebut caranya sama dengan kaki kanan tetapi letaknya di samping kiri dan sebagainya.
Instruksi dari guru dapat diikuti secara langsung oleh peserta didik sehingga peserta didik dapat mengerjakan gerakan-gerakan yang diajarkan guru.
e.       Untuk menjawab pertanyaa “Cara manakah yang lebih baik, pada pelajaran mengetik, guru mendemonstrasikan dua jenis sikap duduk saat mengetik. Cara pertama, terbenam dalam sebuah kursi lebar dan rendah, sedangkan yang kedua duduk tegak dengan telapak kaki menyentuh lantai dengan datar. Dengan demikian, guru menjelaskan sikap mengetik yang dapat mengurangi kelelahan. Kepada peserta didik juga ditunjukkan cara menempatkan bahan-bahan yang akan diketik yang dapat memberkan efisiensi kerja.
f.       Menjawab pertanyaa “Terdiri dari apa”, seorang gguru IPA membawa baterai yang tak terpakai lagi didepan kelas. Di depan para peserta didik, dibukanya baterai tersebut. Sementara baterai dibuka, peserta didik telah mengelilingi dan mengamati apa yang dilakukan guru dan peserta didik mencoba mengenal jenis-jenis elemen yang telah dipelajari secara teoritis dan melihat juga susunan elemen tersebut. Sementara itu, seorang peserta didik ditugaskan untuk membuat sebuah diagram serupa dalam buku catatan peserta didik, terlebih dahulu mendiskusikan diagram yang tergambar di papan tulis.
g.      Untuk mengetahui “ kebenaran dari sesautu” sekelompok peserta didik mendiskusikan masalah penyaluran air saja, mari dicoba mempratekkan buah pikiran ini secara kecil-kecilan di dalam kelas. Di sini saya telah menyediakan air yang kita anggap sebagai danau dengan pipa yang menyalurkan air. Akan saya tempatkan pipa ini lebih tinggi daripada tempat air untuk menunjukkan adanya bukit, kemudian pipa akan saya salurkan ke bawah lagi lebih rendah dari air danau ( diumpamakan sebagai pompa) hanya untuk memulai menjalankan air tersebut. Kemudian perhatikanlah bahwa air akan mengalir terus melalui pipa ini walaupun saya tidak mengisapnya lagi. Dengan cara ini guru telah mendemonstrasikan suatu pembuktian akan kebenaran suatu prinsip, yang merupakan suatu cara untuk mempertinggi minat dan perhatian peserta didik.
Kelebihan dan Kelemahan metode demonstrasi
Kelebihan :
-          Perhatian peserta didik dapat dipusatkan, dan pokok bahasan yang dianggap penting oleh guru dapat diartikan seperlunya.
-          Peserta didik ikut serta aktif bila demonstrasi sekaligus dilanjutkan dengan eksperimen.
-          Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi sekiranya peserta didik hendak mencoba mempelajari suatu proses dari buku bacaan.
-          Beberapa persoalan yang belum dimengerti ditanyakan langsung saat prose situ ditunjukkan sehingga terjawab dengan jelas.
Kelemahan :
-          Demonstrasi menjadi tidak efektif bila tidak semua peserta didik dapat ikut serta, misalnya alat terlalu kecil sedang jumlah peserta didik besar
-          Bila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada keungkinan peserta didik menjadi lupa, dan pelajaran tidak akan berarti karena tidak menjadikan pengalaman bagi peserta didik.
Kelebihan dan kelemahan metode eksperimen
Kelebihan :
-          Peserta didik aktif mengalami sendiri
-          Peserta didik dapat membuktikan teori-teori yang pernah diterima
-          Mendapatkan kesempatan melakukan langkah-langkah berpikir ilmiah.
Kelemahan
-          Akan kurang berhasil apabila alat-alat yang tidak tersedia tidak mencukupi kebutuhan peserta didik
-          Kemungkinan tidak membawa hasil yang diharapkan bila peserta didik belum cukup pengalaman
-          Kadang-kadang ada eksperimen yang memerlukan waktu panjang sehingga tidak praktis dilaksanakan di sekolah, lebih merugikan lagi bila untuk dapat melanjutkan pelajarn menunggu hasil eksperimen



METODE SOSIODRAMA dan BERMAIN PERANAN
Istilah sosiodrama berasal dari kata sosio : social dan drama. Kata drama adalah suatu kejadian atau peristiwa dalam kehidupan manusia yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan, clash atau benturan antara dua orang atau lebih. Bermain peranan berarti memegang fungsi sebagai orang yang dimainkannya, misalnya berperan sebagai lurah, penjudi, nenek tua, dan sebagainya.
Sosiodrama merupakan metode mengajar dengan cara mempertunjukkan kepada peserta didik tentang masalah-masalah hubungan social, untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Masalah hubungan social tersebut didramatisasikan oleh peserta didik di bawah pimpinan guru.  Melalui metode ini guru ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam hubungan antar sesame manusia. Cara yang paling baik untuk memahami nilai sosiodrama adalah: mengalami sendiri sosiodrama, mengikuti penuturan terjadinya sosiodrama dan mengikuti langkah-langkah guru pada saat memimpin sosiodrama.

Langkah-langkah pelaksanaan sosiodrama
Agar lebih mudah memahami langkah-langkah guru dalam memimpin sosiodrama, ikuti contoh berikut :
            Pada suatu hari bu Murni berkata kepada para peserta didiknya: “pada minggu yang lalu sudah pernah ibu bicarakan bagaimana seharusnya bergaul antara satu sama lain. Hari ini akan ibu coba suatu cara yang lain. Di tengah-tengah cerita ibu akan berhenti dan beberapa diantara kalian akan diminta memainkan cerita ini sampai selesai menurut kesukaan kalian. Saya kira hal ini akan menarik, kita tidak perlu menghafal pembicaraan-pembicaraan. Semuanya dapat dilakukan secara spontan sesaui dengan imaginasi masing-masing, seperti keadaan sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari. Dengarkan baik-baik jalan ceritanya dan nama-nama pemain akan saya tulis di papan tulis agar mudah diingat.
Langkah 1:
            Guru menerangkan teknik baru ini dengan cara sederhana.
Dalam keadaan ini mungkin seorang guru terlebih dahulu perlu memperkenalkan sosiodrama secara kecil-kecilan dengan ikut serta memainkan kejadian sederhana bersama seorang atau dua orang peserta didik mengambil tema pergaulan misalnya : bagaimana berbicara dengan orang yang baru dikenal, bagaimana cara meminjam buku diperpustakaan, dan sebagainya. Tetapi di kelas bu Murni ini guru merasa bahwa para peserta didik sudah cukup mengerti penjelasan lisan guru.
Langkah 2:
            “inilah kisahnya””, kata bu Murni. Seorang gadis minang berpacaran dengan pemuda jawa. Mereka sudah sepakat akan menikah segera setelah selesai studi. Akan tetapi begitu sang gadis lulus, ternyata orang tuanya telah menjodohkan putrinya dengan seorang pemuda, putra teman dagang orang tuanya. Sang gadis berontak, tidak dapat menerima begitu saja keputusan tersebut, ia lari meninggalkan rumah menuju ke rumah kekasihnya dan tidak mau pulang.
Langkah 3:
            Guru menunjuk beberapa orang pelaku untuk melaksanakan tugas sebagai Nining (si gadis), Amat (Pemuda), ayah dan ibu si amat, ayah serta ibu Nining.
Langkah 4:
            Guru menetapkan dengan jelas masalah peranan yang harus dimainkan oleh para pelaku. Bila sosiodrama baru diadakan pertama kali seyogyanya guru memilih pesertadidk yang kiranya dapat melakukan tugas itu. Pada kesempatan berikutnya, barulah guru menyuruh peserta didik yang mengajukan diri secara sukarela. Guru menetapkan peranan mereka dan berkata: “adegan ini menggambarkan”:
  1. Nining yang baru saja lulus, duduk bersama ayah ibunya dan ibu mulai mengutarakan keinginannya untuk bermenantukan pedagang. Suasana tegang meliputi Nining karena Nining menolak.
  2. Di rumah keluarga Amat, Nining sudah lari ke rumah Amat dan mengutarakan masalahnya kepada Amat
  3. Orang tua Amat masuk, mereka membicarakan jalan keluar yang sebaik-baiknya.
Langkah 5:
            Guru menerapkan peranan pendengar. Seorang atau sua orang peserta didik yang bertindak kurang bersungguh-sungguh dapat merusak suasana kelas dan karenanya akan merusak suasana kelas, karenanya akan merusak sosiodrama. Maka guru perlu sering memperingatkan pendengar agar pemain dapat melaksanakan peranannya dengan baik.
Langkah 6:
            Guru menyarankan kalimat pertama. Agar sosiodrama dapat segera dimulai, Bu Murni berkata:”Mari kita mulai, mungkin ibu si Nining dapat mengutarakan pendapatnya dulu, bahwa Nining telah dilamar oleh seorang relasi dagang ayahnya. Selanjutnya teruskan dengan bebas.”
Langkah 7:
            Guru menghentikan sosiodrama pada detik-detik masalah diskusi umum. Guru memuji para atas permainan mereka dan kelas bagaiamana pendapat mereka tentang penyelesaian itu.
Langkah 8
            Guru memberikan kesempatan kepada pendengar (peserta didik lain) untuk memberikan pendapat atau mencari pemecahan dengan cara-cara lain, kemudian diambil kesimpulan. Dalam diskusi terakhir ini kemungkinan terjadi diskusi yang seru karena adanya perbedaan pendapat. Timbul pertanyaan, apakah dalam keadaan yang sebenarnya mereka juga berani berkata demikian? Sampai dimanakah manusia berani mengambil keputusan yang sama apabila dalam situasi yang menekan

Kelebihan dan kelemahan sosiodrama
Kelebihan:
-          Mengembangkan kreativitas peserta didik (dengan peran yang dimainkan, peserta didik dapat berfantasi) memupuk kerjasama arfiar peserta didik
-          Menumbuhkan bakat peserta didik dalam seni drama
-          Peserta didik lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri
-          Memupuk keberanian berpendapat di depan kelas
-          Melatih peserta didik untuk menganalisis masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu singkat
Kelemahan:
-          Adanya kurang kesungguhan para pemain menyebabkan tujuan tak tercapai
-          Pendengar (siswa yang tak berperan) sering menertawakan tingkah laku pemain sehingga merusak suasana


METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR dan RESITASI
Metode ini mengandung tiga unsur, yaitu :
-          Pemberian tugas
-          Belajar
-          Resitasi
Tugas merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan. Pemberian tugas sebagai metode pembelajaran merupakan pemberian pekerjaan oleh guru kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dengan pemberian tugas tersebut, peserta didik belajar, mengerjakan tugas. Dalam melaksanakan kegiatan belajar peserta didik diharapkan memperoleh suatu hasil yaitu perubahan perilaku tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tahap akhir dalam pemberian tugas ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau menyajikan kembali tugas yang telah dikerjakan atau dipelajari. Jadi metode pemberian tugas belajar dan resitasi atau biasanya disingkat dengan metode resitasi merupakan metode mengajar dengan cara guru memberi tugas, kemudian peserta didik harus mempertanggungjawabkan hasil tugas tersebut. Resitasi sering disamakan dengan homework (pekerjaan rumah), padahal sebenarnya berbeda. Pekerjaan rumah (PR) mengandung pengertian yang lebih khusus, yaitu tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dikerjakan oleh peserta didik di rumah. Padahal resitasi, tugas yang diberikan oleh guru tidak sekedar dikerjakan dirumah, melainkan dapat dikerjakan di perpustakaan, laboratorium, atau ditempat-tempat yang lain yang ada hubungannya dengan tugas/ pelajaran yang diberikan. Jadi, resitasi lebih luas daripada homework.
Akan tetapi keduanya mempunyai kesamaan, yaitu :
-          Memiliki unsure tugas
-          Dikerjakan oleh peserta didik dan dilaporkan hasilnya,
-          Mempunyai unsure didaktis pedagogis.
Tujuan pemberian tugas
Menurut pandangan tradisional, pemberian tugas dilakukan oleh guru  karena pelajaran tidak sempat diberikan di kelas. Untuk menyampaikan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan, maka peserta didik diberi tugas untuk mempelajari dengan diberi soal-soal yang harus dikerjakan dirumah. Kadang-kadang juga bermaksud agar anak-anak tidak banyak bermain. Menurut pandangan yang baru, tugas diberikan dengan pendapat bahwa kurikulum itu merupakan segala aktivitas yang dilaksanakan oleh sekolah, baik kurikuler maupun ekstra kurikuler.

Penggunaan metode resitasi
Penggunaan tugas belajar dan resitasi dikatakan wajar bila bertujuan :
-          Memperdalam pengertian peserta didik terhadap pelajaran yang telah diterima
-          Melatih peserta didik kea rah belajar mandiri
-          Peserta didik dapat membagi waktu secara teratur
-          Agar peserta didik dapat memanfaatkan waktu terluang untuk menyelesaikan tugas.
-          Melatih peserta didik untuk menemukan sendiri cara-cara tepat untuk menyelesaikan tugas.
-          Memperkaya pengalaman-pengalaman di sekolah melalui kegiatan-kegiatan di luar kelas.

Kelebihan dan kelemahan
Kelebihan:
-          Member kesempatan kepada peserta didik untuk belajar lebih banyak
-          Memupuk rasa tanggung jawab
-          Memperkuat motivasi belajar
-          Menjamin hubungan antara sekolak dengan keluarga
-          Mengembangkan keberanian berinisiatif
Kelemahan:
-          Memerlukan pengawasan yang ketat, baik oleh guru maupun oleh orang tua
-          Sukar menetapkan apakah tugas dikerjakan oleh peserta didik sendiri atau atas bantuan orang lain
-          Banyak kecenderungan untuk saling mencotoh dengan teman-teman
-          Agak sulit diselesaikan oleh peserta didik yang tinggal bersama keluarga yang kurang teratur
-          Dapat menimbulkan frustasi bila gagal menyelesaikan tugas

METODE DRILL (LATIHAN)
Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari peserta didik sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situsi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis menyebabkan peserta didik melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respon yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.
Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam waktu pendek dan ada pula yang membutuhkan waktu pendek dan ada pula yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan bahwa latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada peserta peserta didik tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar.
Drill wajar digunakan untuk:
-          Kecakapan, misalnya: menggunakan alat-alat (music, olahraga, menari, pertukangan, dan sebagainya)
-          Kecakapan mental, misalnya: menghafal, menjumlah, mengalikan, membagi, dan sebagainya
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
-          Tujuan harus dijelaskan kepada peserta didik sehingga selesai latihan peserta didik diharapkan, dapat mengerjakan dengan tepat sesuai tujuan yang diharapkan
-          Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga peserta didik mengetahui apa yang harus dikerjakan.
-          Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik
-          Selingilah latihan agar tidak membosankan
-          Perhatikan kesalahan-kesalaahn umum yang dilakukan peserta didik untuk perbaikan secara klasikal, sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan juga.


Kelebihan dan kelemahan
Kelebihan:
-          Pengertian peserta didik lebih luas melalui latihan berulang-ulang
-          Peserta didik siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan
Kelemahan:
-          Peserta didik cenderung belajar secara mekanis dapat menyebabkan kebosanan
-          Mematikan kreasi peserta didik
-          Menimbulkan verbalisme

METODE KARYAWISATA
Dengan metode karyawisata, guru mengajak peserta didik ke suatu tempat (objek) tertentu untuk mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di sekolah.  Berbeda dengan darmawisata, disini para peserta didik sekedar pergi ke suatu tempat untuk rekreasi. Metode karyawisata berguna bagi peserta didik untuk membantu memahami kehidupan riil dalam lingkungan dengan segala masalahnya. Misalnya, peserta didik diajak  ke museum, kantor percetakan, bank, pengadilan, atau suatu tempat yang mengandung nilai sejarah kebudayaan tertentu.
Langkah-langkah pelaksanaan:
1)      Persiapan
Merencanakan tujuan karyawisata. Untuk menetapkan tujuan ini ditunjuk di bawah bimbingan guru, untuk mengadakan survey ke objek yang dituju. Dalam kunjungan pendahuluan ini sudah harus diperoleh data tentang objek, antara lain tentang lokasi, aspek-aspek yang dipelajari, jalan yang ditempuh, penginapan, makan dan biaya transportasi, bila objek yang dituju jauh.
2)      Perencanaan
-          Hasil kunjungan pendahuluan (survey) dibicarakan bersama dalam rangka menyusun perencanaan yang meliputi: tujuan karya wisata, pembagian objek, jenis objek sesuai dengan tujuan, serta jumlah peserta didik.
-          Dibentuk panitia secara lengkap, termasuk ketua tiap kelompok/ seksi.
-          Menetukan metode pengumpulan data, mungkin berwujud wawancara, pengamatan langsung, dokumentasi.
-          Penyusunan acara selama karyawisata berlangsung. Kepda para peserta didik harus ditanamkan disiplin dalam mentaati jadwal yang telah direncanakan sehingga pelaksanaan berjalan lancer
-          Mengurus perizinan
-          Menentukan biaya, penginapan, konsumsi, serta peralatan yang ditentukan
3)      Pelaksanaan
Peserta didik melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam rencana kunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing bila perlu menegur sekiranya pada peserta didik yang kurang menaati tattertib sesuai acara.
4)      Pembuatan laporan
5)      Hasil yang diperoleh dari kegiatan karyawisata ditulis dalam bentuk laporan yang formatnya telah disepakati bersama.



DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. 2009.Teknologi Pembelajaran. Surakarta:Yuma Pustaka

1 komentar: