Masalah-masalah etika seringkali menimbulkan situasi yang sangat sulit bagi orang-orang
dalam profesi membantu karena beberapa alasan. Yang pertama, praktek atau kode etik tertentu yang
jelas harus dikembangkan yang memberikan pedoman yang memadai mengenai perilaku etis dalam
berbagai macam situasi yang dihadapi dalam hubungan membantu.
Yang kedua, kebanyakan pekerja
dalam profesi membantu tidak dalam praktek pribadi. Yang terakhir, para pekerja dalam profesi
membantu pada dasarnya mungkin menemui situasi dimana kewajiban-kewajiban etis saling melengkapi
atau bertentangan.
Sifat Kewajiban Etis
Etika adalah prinsip atau standar tingkah laku yang didasarkan pada beberapa perangkat nilai yang
telah diterima secara umum. Kode-kode etik secara umum mengakui fakta bahwa koselor memiliki
sejumlah jenis kewajiban etika yang berbeda-beda. Kebanyakan konselor akan mengakui jenis-jenis
kewajiban berikut ini : kewajiban kepada klien, kewajiban kepada orang tua klien kecil, kewajiban
kepada profesi, kewajiban kepada lembaga-lembaga yang mempekerjakan, dan kewajiban kepada
komunitas atau masyarakat pada umumnya.
Pada hakikatnya, sebuah sistem etika menggambarkan sebuah hirarki nilai yang memungkinkan
konselor untuk membuat pilihan-pilihan berdasarkan tingkat yang berbeda antara baik atau buruk.
Untuk bekerja secara sukses dan etis sebagai konselor, orang harus mampu hidup dengan sebuah
hirarki nilai yang memungkinkan dibuatnya keputusan-keputusan yang konsisten yang melibatkan
kewajiban terhadap klien yang bertentangan dengan kewajiban-kewajiban lain. Konselor harus mampu
memahami secara agak jelas tentang situasi-situasi dimana kesejahteraan kliennya akan
mengesampingkan nilai-nilai lain yang mungkin dilibatkan.
Tiga tingkat kerahasiaan yang berbeda dapat dibedakan dalam konseling, yaitu :
1. Tingkatan yang pertama meliputi penggunaan informasi profesional. Setiap pekerja
profesional memiliki kewajiban untuk mengelola informasi tentang klien atau calon klien hanya
dengan cara professional. Sumber informasi sebaiknya ditangani dengan cara-cara yang menjamin
bahwa mereka tidak jatuh ke tangan orang-orang yang dapat menangani informasi dengan cara non-
profesional.
2. Tingkat kerahasiaan yang kedua terkait dengan informasi yang timbul dari suatu hubungan
konseling. Dalam situasi semacam itu, klien harus memiliki suatu hak untuk berharap bahwa
informasi hanya akan digunakan untuk kesejahteraannya.
3. Tingkat kerahasiaan yang ketiga adalah kerahasiaan dimana konselor memegang sebuah
komunikasi dengan kerahasiaan yang sempurna. Pada level ini, komunikasi tidak akan dibocorkan
tanpa persetujuan klien walaupun konselor sangat merasa bahwa itu akan menjadi kepentingan
terbaik klien untuk melakukannya.
Tanggung Jawab Hukum Konselor
Walaupun konselor biasanya tidak memiliki komunikasi yang istimewa, mereka memiliki hak-hak hukum
tertentu seperti saksi yang seharusnya mereka pedulikan. Konselor seharusnya menjaga catatan
kasus rahasia dalam bentuk memorandum yang dialamatkan kepada dirinya sendiri dan tidak tersedia
bagi orang lain.
Kejujuran & Ketidakjujuran Profesional
Proses membentuk dan menginternalisasi suatu dasar yang dapat dikerjakan dan etis untuk
berhubungan dengan orang lain dalam konseling adalah sebuah proses untuk mengumpulkan keberanian
untuk jujur dengan dirinya sendiri. Hal ini memerlukan keberanian untuk meninggalkan kebohongan
terhadap diri sendiri tentang kemampuan seseorang untuk menjadi segalanya bagi semua orang.
Sebagai gantinya, konselor harus menemukan keberanian yang sesuai didalam keterbatasan-
keterbatasannya sendiri dan untuk mengembangkan kepercayaan terhadap manfaat hubungannya dengan
orang lain.
KONSELING DAN PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan pada Bidang Ekonomi
Ditandai dengan adanya revolusi industry di Eropa, yaitu dengan adanya perkembangan
penggunaan teknologi yang dimulai dengan penggunaan mesin dan bahan bakar untuk menggantikan
kemampuan manusia di berbagai macam pekerjaan.
Dampak positifnya : penggunaan mesin yang memudahkan manusia untuk bekerja dan hasil produksi pun
akan lebih banyak sehingga keuntungannya lebih besar dan terjadi peningkatan taraf hidup para
pekerjanya. Sebaliknya dampak negatifnya adalah : penggunaan teknologi dalam industry juga
memberikan masalah yang cukup besar, yaitu perkembangan teknologi ini hanya mampu dinikmati oleh
negara-negara maju, terjadinya peningkatan angka pengangguran yang tinggi karena tiap industri
menggunakan mesin untuk proses produksi.
Implikasi Perubahan Ekonomi pada Konseling. Dampak pada konseling dalam menghadapi perubahan ini
akan sangat besar. Peran konselor adalah : membantu individu untuk menerima perubahan ekonomi
yang sangat cepat, memberikan motivasi pada individu untuk dapat bersaing dan meningkatkan
kemampuan yang dimiliki.
Perubahan pada HAM
Ditandai dengan adanya revolusi besar dalam hak asasi manusia. Karena ini hasil perjuangan, itu
membebankan tanggung jawab berat pada perkembangan konselor untuk membantu orang-orang yang baru
dibebaskan dari kendala diskriminasi dan penindasan untuk memanfaatkan peluang yang baru
dimenangkan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Selain itu juga terjadi pada perubahan
sikap dan pandangan terhadap wanita.
Implikasi perubahan HAM terhadap konseling, yaitu: sebagai seorang konselor kita memiliki tugas
untuk lebih aktif dalam memperjuangkan dan memperoleh hak asasinya; dan juga kita harus
berpandangan netral terhadap klien (tidak rasisme, dan tidak membedakan klien dari ras, suku dan
agama).
Perubahan pada Nilai-Nilai
Perubahan pada nilai-nilai ditandai dengan adanya kultur negara yang sangat dipengaruhi
oleh ekonomi masyarakat. Semakin tinggi ekonomi suatu negara, maka nilai-nilai juga akan
berkembang pesat dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut antara lain : nilai tradisional yang
terdiri dari kekuatan moral yang sangat kuat pada seseorang, sukses dalam bekerja dan orientasi
dalam penghargaan, nilai yang berkembang: nilai untuk berkembang terdiri dari sosialisasi dan
moral.
Perubahan Populasi
Perubahan penduduk yang cepat akan berdampak pada pola perilaku dan hubungan
interpersonal, contohnya: masyarakat sekarang cenderung mulai bersikap individual, egois, dan
mengabaikan nilai-nilai gotong royong (kekeluargaan). Kenaikan tingkat urbanisasi juga akan
mempengaruhi nilai kekeluargaan yang berakibat mengurangi tingkat kerukunan di masyarakat
perkotaan.
Implikasinya terhadap konseling yaitu konselor harus peduli untuk membantu sesame manusia
dalam menentukan pola hubungan interpersonal dan orientasi terhadap nilai-nilai tanpa harus
mengabaikan komitmen dan tanggung jawab dalam masyarakat.
Perubahan dalam Kehidupan Keluarga
Perubahan kehidupan keluarga ditandai oleh dua perubahan nilai kultur yang penting, yaitu :
perubahan peran ekonomi dan perubahan struktur keluarga. Konselor perkembangan akan semakin
terlibat dalam hubungan perkawinan, hubungan pernikahan yang sukses dalam masyarakat menjadi
semakin penting dan penentu perkembangan yang optimal sehingga diperlukannya seorang konselor
yang berkompeten dalam bidang ini.
Implikasinya terhadap konseling antara lain konselor perkembangan harus terlibat lebih dalam
terhadap masalah perkawinan dengan memberikan layanan konseling perkawinan, mengadakan sebuah
layanan konseling keluarga, turut menyadarkan masyarakat akan peran vital keluarga dalam
pendidikan, serta harus menjadi pribadi yang berkompeten.
Perubahan pada Bidang Pendidikan dan Implikasinya terhadap Konseling
1) Program dan paket pembelajaran adalah suatu program dimana kita akan belajar secara
akademik dan staf pengajarannya pun tidak hanya dari guru melainkan juga dari orang yang lebih
professional. Murid-murid diminta lebih mandiri, guru hanya sebagai fasilitator (bukan penentu
dalam pendidikan). Sedangkan paket pembelajaran adalah tingkatan pendidikan mulai dari SD, SMP,
SMA, dan Perguruan Tinggi (semakin tinggi tingkatannya, maka akan semakin sulit pula hal yang
mereka pelajari).
2) Konseling kelompok, dalam hal ini konselor harus menjadi pemimpin yang professional dalam
kegiatan konseling kelompok.
KONSELOR SEBAGAI AHLI TINGKAH LAKU MANUSIA
Konselor perkembangan tertarik pada masalah-masalah, bukan pada disiplin-disiplin. Dia
pasti bersikap untuk mencari pengetahuan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah-masalah Ilmuan
behavioral adalah seseorang yang mampu melihat tingkah laku manusia, termasuk dirinya, sebagai
sesuatu yang relevan, berpotensi untuk memahami, dan ketertarikan yang tidak dapat dihindarkan.
Pandangan konselor tidak seluruhnya sebagai solusi dari masalah, tapi sebagai pendekatan, metode
perspektif yang akan memungkinkan dirinya untuk menanyakan lebih banyak pertanyaan yang berhasil
dalam proses konseling.Konselor perkembangan membutuhkan sebuah pemahaman dalam kedalaman dari
konstribusi yang nyata dari disiplin ini.
Sosiologi dan Konseling
Sosiologi adalah salah satu ilmu sosial yang memiliki tujuan untuk menemukan struktur dasar dari
masyrakat manusia, untuk mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi kelompok, dan untuk
mempelajari kondisi yang mengontrol kehidupan sosial. Wilayah-wilayah besar dari sosiologi adalah
berhubungan dengan konseling perkembangan (organisasi sosial, sosialisasi, kelompok primer,
kelompok referensi, stratifikasi sosial, serta populasi dan ekologi).
Organisasi Sosial
Organisasi sosial menunjuk pada kestabilan atau hubungan teladan antara individu-individu dan
kelompok-kelompok. Sebagai contoh dari oranisasi sosial seperti keluarga, komunitas, profesi dan
kelompok formal dan institusi lainnya. Konselor perkembangan membutuhkan banyak sekali kesadaran
terhadap pola organisasi sosial dalam perkembangan manusia menjadi berinteraksi.
Merton menguji pertanyaan pengaruh dari struktur sosial dalam individu dan metode adaptasi yang
disana ada lima pengertian umum dengan yang dapat individu kuasai, antara lain :
1. Kecocokan: menggambarkan antara kecocokan terhadap tujuan masyarakat dan menjadi adat
berarti bahwa masyarakat mengakui dengan tepat untuk mencapai tujuan.
2. Inovasi: biasanya terdiri dari masukan nilai-nilai sosial, tapi menggunakan metode yang
berbeda untuk cara mencapainya.
3. Ritualsme.
4. Retreatisme
5. Pemberontakan: adalah bentuk adaptasi diantara tujuan dan metode-metode organisasi sosial
tertolak. Pemberontakan mencoba menghancurkan yang lama dan membangun sebuah struktur sosial yang
baru.
Sosialisasi
Adalah proses menyambung nilai-nilai dan maksud dari kelompok disebarkan ke individu, yang
menjadi pola organisasi sosial. Sosialisasi menjadi hubungan sosial dan sebuah fungsi interaksi
sosial. Konselor perkembangan harus memiliki pemahaman yang tuntas akan sifat kontrol sosial dan
proses sosialisasi dalam menjalankan kehidupan klien. Konselor perkembangan berperan dalam
mengontrol sosial dalam hidup sebuah perkembangan individu, konselor adalah sebuah bagian dari
suatu proses sosialisasi yang dilakukan olehnya.
Kelompok Primer
Kelompok primer memainkan fungsi penting yang utama dalam perkembangan dua hal yaitu kelompok
primer menyediakan keangotaan dan hubungan dalam sehingga anak bisa membangun konsepnya sendiri
dan yang lainnya. Kelompok primer juga memainkan kunci peran dalam menyebarkan kontrol sosial.
Memahami keaslian dari pengalaman kelompok primer klien adalah penting bagi konselor juga karena
pengalaman-pengalaman itu akan sangat menentukan harapan klien dari pengalaman kelompok primer
yan digambarkan dengan hubungan konseling itu sendiri.
Kelas menengah biasanya diajarkan untuk memuaskan kebutuhan sosial, psikologis, dan biologis
hanya pada waktu dan tempat yang ditentukan secara sosial dan dalam cara-cara yang disetujui.
Konselor yang mampu memahami dan menerima individu yang latar belakang kelas sosial yang berbeda
telah menghasilkan pola perilaku dan persepsi ini tampaknya tidak akan efektif dalam bekerja
dengan mereka.
Penduduk dan Ekologi
Dua fase penting dari penelitian sosiologis melibatkan studi populasi dan perubahan penduduk.
Termasuk dalam tahap ini adalah sosiologi ekologi fisik, atau studi tentang perubahan spasial dan
kepadatan penduduk. Ekologi manusia melibatkan distribusi fisik dan geografis penduduk merupakan
faktor yang penting dalam perkembangan.
Antropologi Dan Konseling
Antropologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari atau menjelaskan tentang berbagai macam
masalah yang dipelajari oleh ilmu perilaku kedisiplinan, khususnya sosiologi dan psikologi.
Antropologi mengamati manusia dari sudut pandang penemuan keadaan manusia dan adaptasi dari
individu itu sendiri. Sumbangan yang terpenting dari antropologi dalam hal ini adalah kesempatan
untuk mengamati perilaku manusia dari kebudayaan yang mereka lakukan dan pembatasan dari budaya
yang dilarang. Perkembangan konselor memerlukan kacamata kebudayaan dari ahli antropologi dalam
memandang perkembangan manusia. Mereka perlu melihat proses perkembangan dari luar nilai -
nilai, prasangka, dan rintangan yang membentuk kebudayaan sebagai penentu proses perkembangan itu
sendiri. Antropologi adalah proses pembelajaran ilmu pengetahuan tentang perilaku seseorang yang
merupakan sesuatu hal yang paling penting. Tujuan mempelajari antropologi itu sendiri adalah
untuk memahami atau mengetahui perkembangan dari seorang individu.
Nilai Dari Kebudayaan
Masalah perilaku adalah satu-satunya pusat untuk perkembangan konselor. Nilai adalah hal terbesar
yang dipelajari utamanya dalam konteks kebudayaan. Dalam menguji kebudayaan Amerika, Dr. Du Bois
memiliki dasar alasan penting dari kebudayaan U.S.A. Dia menyusun tiga pusat posisi yang dinilai
orang-orang Amerika, yaitu :
1. Alam semesta adalah sebuah susunan dan manusia adalah yang menguasainya.
2. Semua manusia pada dasarnya adalah sama derajatnya.
3. Semua manusia adalah sempurna.
Du Bois mempunyai 3 Fokal nilai yang terdiri dari:
1. Materialisme. Materi menjadi hal yang paling penting dalam budaya Amerika. Nilai ini
berasal dari alasan bahwa manusia dapat mengontrol dan menguasai sekitarnya.
2. Kesesuaian. Penyesuaian melalui perilaku adalah fokal nilai dari alasan persamaan.
3. Upaya optimis. Ini adalah fokal nilai dari prestasi, perbaikan diri, dan kerja keras.
Manusia adalah kesempurnaan dan oleh karena itu harus menyempurnakan dirinya. Menguasai dunia ini
dan kerja keras serta usaha akan memberikan hasil. Berjiwa muda, semangat, dan antusiasme sangat
dihargai. Cita – cita yang tinggi dan prestasi tinggi memperlengkapi sifat baik.
Untuk perkembangan konselor, beberapa tujuan melihat bahwa nilai kebudayaan dan pembentukan
nilai adalah penting. Konselor seharusnya dapat mengkonsepkan bagaimana mengenai nilai budaya
dari individu dan perkembangannya. Dia seharusnya dapat mengerti bagimana struktur nilai dari
seorang individu yang berpengaruh terhadap kebudayaannya dan bagaimana konflik diantara individu
dan nilai kebudayaan yang berpengaruh pada perkembangan. Seperti konflik yang terjadi ketika
individu atau bagian dari kelompok menentang nilai yang ada dalam kebudayaan yang dominan.
Kebudayaan yang Terputus
Konsep Antropologi lain yang sangat penting bagi perkembangan perkonselingan adalah
terputusnya sebuah keadaan. Terputusnya sebuah kebudayaan pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor
perbedaan hasil yang menyolok pada tahap perkembangan yang diharapkan.
Keller menyusun 4 faktor perkembangan terputusnya keadaan yang khususnya dapat menyelami
masyarakat Amerika, yaitu :
1. Keluarga dengan sosial yang tinggi
Dari sudut anak yang sedang berkembang, keluarga berarti sebuah pelindung yang memisahkannya dari
masyarakat.Dalam sebuah keluarga, ibu adalah figur dewasa yang melengkapi sendiri figur wibawa
dan model peran.
2. Ketergantungan dengan kemerdekaan.
Konseling perkembangan banyak dibutuhkan dalam pendidikan khusus karena adanya keadaan yang
terputus yang disebabkan oleh kekomplekan , tingginya masyarakat modern
3. Kepatuhan dengan kekuasaan
Konselor perkembangan akan menjumpai keadaan yang terputus dalam kekuasaan – kepatuhan yang
menimbilkan konflik yang besar dan mungkin akan menghambat proses perkembangan.
4. Dorongan mengontrol diri dengan dorongan pemuasan diri.
Konselor perkembangan dibutuhkan untuk membawa keluar budaya kongkalikong yang melingkupi
seksualitas dan membantu perkembangan manusia untuk mengambil keputusan mengenai rangsangan –
rangsangan yang tidak dapat ditolak dan mengontrolnya.
Psikologi Sosial Dan Konseling
Pengaruh sosial pada persepsi, Bruner menunjukkan bahwa psikologi sosial kontemporer telah sangat
peduli dengan proses persepsi pada manusia.Psikolog sosial telah diteliti secara intensif
fenomena persepsi dari segi sosial. Mereka telah menggunakan stimulus situasi di mana ambiguitas
dan faktor waktu yang terbatas digunakan untuk melebih-lebihkan efek dari persepsi selektif dan
kognisi. Contoh yang sering dikutip dari fenomena persepsi dicatat oleh Bruner adalah studi
tentang persepsi ukuran koin oleh anak-anak yang berbeda tingkat sosial ekonomi. penelitian ini
menunjukkan bahwa anak-anak miskin cenderung untuk memperbesar ukuran koin ke tingkat yang lebih
besar dari yang relatif muda lebih istimewa.
Untuk konselor untuk memahami cara sebuah individu mengatasi lingkungannya, ia harus mengerti apa
fungsi lingkungan untuknya. satu sisi, memasuki hubungan konseling dengan klien melibatkan
mencoba memahami pengalaman masa lalunya, keanggotaan kelompok sosial, dan membutuhkan cukup
menyeluruh sehingga komunikasi dapat terjadi dalam pola persepsi.
Sosial psikologis pengaruh pada motivasi
Mecelland dan rekan-rekannya melihat prestasi mereka butuhkan atau sebagai n Ach notate itu,
sebagai kecenderungan sosial terhadap perilaku belajar. Construct dari Ach n telah biasanya
diukur dengan menggunakan teknik proyektif seperti tes apperception themetic di mana subyek
cerita tentang gambar ambigu dianalisis.Berdasarkan jenis data tersebut, Mecelland membuat daftar
tiga karakteristik dasar orang dengan ach.these n tinggi:
1. high n berprestasi seperti situasi di mana mereka mengambil tanggung jawab pribadi untuk
menemukan solusi untuk masalah.
2. n orang berprestasi tinggi cenderung menetapkan tujuan pencapaian moderat dan mengambil
risiko dihitung. mereka termotivasi untuk mendapatkan kepuasan dari prestasi positif bukan dengan
menghindari kegagalan.
3. prestasi tinggi n orang ingin umpan balik beton pada hasil usaha mereka, mereka ingin
dapat mengukur hasil dan mengevaluasi mereka.
Dalam budaya kita, perilaku kecenderungan seperti yang dikonseptualisasikan dalam Ach n ini jelas
sangat penting bagi pengembangan individu dan kesejahteraan sosial. Individu yang sangat rendah
dalam motivasi berprestasi tidak mungkin untuk mengembangkan bidang pendidikan dan juga mungkin
tidak dapat berfungsi dalam masyarakat yang menempatkan premi yang besar pada usaha individu dan
tanggung jawab. Konselor perkembangan perlu sensitif terhadap efek dari keluarga dan pengaruh
sosial-kelas pada pertumbuhan motivasi anak muda, konselor mungkin harus menemukan strategi untuk
campur tangan dalam memfasilitasi pengembangan motivasi.
Preferensial Perilaku dan Konseling
Konseling secara langsung berhubungan dengan alternatif konseptualisasi, pengambilan keputusan,
memperkirakan konsekuensi dari program tindakan, dan menetapkan preferensi di antara alternatif
dan konsekuensi dalam jangka waktu beberapa set nilai.
Teori Permainan
Teori permainan adalah suatu usaha untuk mengembangkan deskripsi matematis dari perilaku manusia
dalam situasi kerjasama dan kompetisi dimana semua peserta informasi yang cukup dan kompeten dan
tujuan bersama mencari sesuai dengan seperangkat aturan.
Secara praktis, tentu saja, dalam situasi konseling, klien tidak selalu jelas dan rasional dalam
pendekatan mereka untuk mereka atau lainnya, tujuan dan perilaku. Namun di satu sisi, konselor
terlibat dalam proses membantu klien untuk membuat pilihan dan untuk berperilaku rasional dan
dengan cara tujuan-diarahkan dalam kondisi yang optimal dapat mendekati yang dikonseptualisasikan
dalam teori permainan.
Contoh penggunaan penggunaan teori permainan dalam pemecahan masalah manusia adalah prinsip
minimax. Berdasarkan prinsip ini, seorang pemain dalam situasi permainan memilih strategi yang
akan meminimalkan kerugian maksimum atau risiko dan tentu saja sebaliknya memaksimalkan
keuntungan dibandingkan dengan strategi alternatif lainnya. Dalam arti, siswa berusaha untuk
memilih perguruan tinggi dengan menggunakan informasi kemungkinan harapan tentang keberhasilan
atau kegagalan dalam berbagai perguruan tinggi menghadapi situasi yang agak mirip. Dia memiliki
peringkat perguruan tinggi alternatif dalam hal keinginan atau keuntungan. Dia ingin
memaksimalkan keuntungan ini, tetapi pada saat yang sama ingin meminimalkan kerugian atau resiko
kegagalan. Dia harus memilih alternatif yang kompatibel dengan kedua elemen.
Teori Pengambilan Keputusan
Teori Keputusan ini bertujuan untuk mengkaji perilaku manusia dalam situasi di mana pilihan harus
dibuat antara sejumlah alternatif diketahui. Teori keputusan meliputi pembentukan model
matematika, deskripsi proses dengan mana keputusan yang benar-benar tiba, dan evaluasi
konsekuensi yang melekat pada keputusan tertentu.
Nilai Inquiry
Nilai penyelidikan lain lain istilah yang menggambarkan perilaku disiplin didedikasikan untuk
mempelajari preferensi di antara pilihan alternatif dan kriteria yang terlibat untuk membangun
preferensi.
Proses konseling, bagaimanapun, memiliki kepedulian pusat untuk pengambilan keputusan,
pembentukan nilai, dan pemilihan program alternatif tindakan. Setiap usaha sistematis untuk
mempelajari aspek-aspek perilaku manusia berpotensi bermanfaat untuk konselor perkembangan.
Konselor pasti akan dilihat oleh klien sebagai ahli dalam proses yang melibatkan pilihan dan
keputusan. Dia perlu menyadari kontribusi teoritis dan penelitian di bidang ini.
Ekonomi dan Konseling
Ekonomi adalah ilmu perilaku yang memiliki relevansi yang jelas bagi konselor. Karena salah satu
tujuan utama dari seorang konselor adalah membantu klien mengembangkan ekonomi swasembada dan
kecukupan, konselor perlu memahami sesuatu dari sistem ekonomi di mana kliennya akan hidup.
Ilmu Politik dan Konseling
Konselor perlu memahami secara menyeluruh struktur kekuasaan dalam institusi dan masyarakat di
mana ia operates. Konselor harus memahami bagaimana kekuatan melanggar berbagai struktur pada
klien, dan bagaimana struktur kekuasaan dapat dimanfaatkan untuk membawa perubahan yang
konstruktif di masyarakat.
Diagnosis, Prediksi, dan Kegunaan Tes dalam Konseling
Diagnosis bertujuan untuk menemukan penyebab masalah klien. Tingkat efektifitas menurut
Menninger ini didefinisikan dengan adanya tingkat kontrol bahwa individu tersebut dapat
menyesuaikan dengan lingkungannya dan dapat meresponnya. Dia mengemukakan bahwa ada lima
tingkatan keberhasilan individu, antara lain :
1. Panic: hilangnya kontrol dalam merespon baik secara langsung dan bersifat sementara
terhadap lingkungannya.
2. Inertia: terdapat beberapa kontrol yang berlangsung secara singkat dengan lingkungan yang
memuat ada atau tidaknya ; banyak-sedikitnya control yang berlangsung lama dan mencakup luas
dengan lingkungan.
3. Striving: memiliki tingkat kontrol yang lebih lama dan aspek yang lebih luas dalam
lingkungan, lebih aktif mencoba, memiliki perencanaan dan pengorganisasian yang lebih efektif.
4. Coping: adanya kontrol dalam segmen yang luas, dalam waktu yang lama serta komponen waktu
yang lama yang bersifat emosional, menganggap sesuatu sebagai suatu tantangan.
5. Mastery: merupakan tingkatan tertinggi dari keefektifan individu yang berada dalam segmen
dan control aktif yang penting dalam lingkungan, perencana yang matang, interaksi yang lebih
erat, serta kehidupan yang penuh gairah.
Kelima gagasan yang ada di atas sangat berguna bagi konselor perkembangan, sehingga wujud tingkah
laku konselor yang tepat disesuaikan pada fungsi tingkatan dari klien sehingga ia tidak merasa
kesulitan. Diagnosis tersebut mengacu pada proses dimana konselor dating untuk memahami klien,
dunia klien, dan pentingnya interaksi dengan dunia bagi dirinya. Menurut Koester, Mc Arthur, dan
Parker menyarankan bahwa diagnosis yang paling efektif dilakukan secara terus menerus, sementara,
dna bisa diuji hasilnya.
Diagnosis Perkembangan
1. Faktor panggung kehidupan: terkait dengan usia kronologis.
2. Faktor ruang kehidupan: terkait dengan keadaan fisik dan psikologis individu.
3. Factor gaya hidup: terkait dengan tingkah laku, yaitu karakteristik individu.
Prediksi
Konselor tertarik pada masalah prediksi sebab:
1. Untuk menguji pemahaman tentang klien tertentu.
2. Menyempurnakan teori konselor.
Penggunaan tes dalam konseling
Konselor perkembangan membantu untuk memastikan bahwa tes digunakan dalam lingkungan
pendidikan untuk memfasilitasi pengembangan, dan bukan untuk merasionalisasi kegagalan dalam
melakukannya. Pengujian dapat digunakan dengan tujuan, yaitu :
1. Menyangkut pengujian hipotesis dari konselor
2. Interpretasi informasi tes
Keduanya digunakan untuk memberikan informasi yang lebih memadai terhadap klien yang bersifat
deskriptif atau prediktif tentang diri mereka sendiri dan kemungkinan yang terjadi terhadapnya.
Pemahaman tentang Konsep Pengukuran
a. Validitas: sejauh mana suatu tindakan instrumen yang memiliki tujuan yang dapat diukur.
- Validitas prediktif adalah kemampuan alat memprediksi suatu peristiwa atau peristiwa masa
depan.
- Validitas serentak berbeda dengan validitas prediktif dari segi waktunya, biasanya diukur
dengan perhitungan koefisien korelasi antara distribusi skor tes dan mengukur beberapa kriteria
yang ada secara bersamaan.
- Validitas konten, merupakan suatu validitas isi yang ditentukan melalui proses item yang
dipilih.
- Validitas konstruksi teoritis adalah jenis validitas yang memiliki skala angka pengukuran
yang kecil.
b. Kehandalan (reliable)
Dua aspek utama keandalan adalah konsistensi pengukuran dari waktu ke waktu dan konsistensi
antara dua pengukuran yang serupa.
Tes adalah instrumen yang berguna untuk membuat pengamatan dalam beberapa kasus, dan merupakan
prediksi tentang perilaku manusia. Data tersebut hendaknya dikombinasikan dengan observasi yang
lainnya, sehingga dapat berguna oleh seorang konselor. Jika konselor menggunakan tes sebagai
bagian penting dari teknik profesionalnya maka ia harus ahli dalam menggunakannya. Keahlian
tersebut dating melalui penelitian yang intensif dan pengalaman yang luas dengan instrumen yang
digunakan.
HUBUNGAN PERKEMBANGAN
Whitaker dan Malone (20) mendefisinikan konseling sebagai suatu hubungan interpersonal yang
mempercepat perkembangan dari satu atau dua orang yang bersangkutan.
A. Karakteristik Hubungan Perkembangan
Rogers telah menyaring pertanyaan utama ini lebih jauh untuk mendefinisikan 3 faktor yang ia
sadari sebagi kondisi penting dalam mempelajari konseling, yaitu :
1. Keselarasan (congruence)
Keselarasan adalah umumnya mempertimbangkan kualitas “menjadi dirisendiri” bukan memainkan suatu
bagian atau suatu peran atau dibuat-buat. Seperti yang ditunjuk Grinker peran sosial mungkin
dibayangkan sebagai jembatan antara kepribadian dan sikap sosial. Mereka berasal dari sikap tidak
sadar dan dipengaruhi oleh banyak motivasi yang kompleks lebih tepatnya suatu keinginan sederhana
untuk membuat suatu kesan khusus pada seorang individu pada suatu momen khusus.
2. Hal positif tanpa syarat penghargaan (unconditional positif regard)
Penerimaan berarti adalah suatu keyakinan bahwa seorang klien itu mempunyai nilai. Penerimaan
bukan berarti tidak ada penilaian moral tentang perilaku klien. Penilaian terhadap perilaku
adalah suatu bagian yang tak terhindarkan untuk menjadi manusia yang bernilai. Pada dasarnya,
penerimaan berarti “tertarik pada” (interest in) dan “berkonsentrasi untuk” (concern for) seorang
klien, bukan menghakimi diri klien.
3. Pemahaman Empati (Emphatic understanding)
Empati mengandung sekurang-kurangnya dua komponen. Pertama, komponen kognitif yang meliputi
pemahaman psikologi. Yang lainnya adalah komponen afektif perasaan dengan seseorang. Bucheimer
mendiskusikan beberapa konteks dimensi dalam proses konseling. Interaksi dari konselor dan klien
dalam istilah dimensi ini yang utama memfokuskan sebagai definisi operasional dari kualitas
empati hubungan konseling. Dimensi-dimensi ini adalah :
1) Nada (tone) adalah suatu dimensi yang ekspresif dan sering kali non-verbal berdasarkan
pada nuansa ekspresi dari kehangatan dan spontanitas.
2) Langkah (pace). Meliputi kecocokan dan kebersamaan pada waktu-waktu interview.
3) Pandangan (Perception). Berhubungan dengan kemampuan konselor untuk mengabstraksikan
pusat yang menjadi perhatian klien dan untuk membentuk mereka pada istilah penerimaan
terhadapnya.
4) Strategi (strategy). Cenderung pada prediksi atau aspek permainan peran dari wawancara
yang tertutup pada “Model Klien” oleh Pepinsky.
5) Menuntun (Leading). Kecenderungan ini pada keberdayaan konselor dalam membentuk
sekumpulan atau satu set petunjuk yang akan menjalankan wawancara pada arah dari perhatian klien.
4. Kepercayaan ( Trust )
Kepercyaan adalah dasar kemantapan dalam bertindak. Klien perlu mempercayai konselor, dalam arti
jika mereka memungkinkan mengungkapkan permasalahan mereka sendiri dengan cara yang sesuai.
Konselor sangat membutuhkan kepercayaan dari klien jika mereka mampu berperilaku konsisten dan
percaya diri.
Penelitian dalam Hubungan Perkembangan
Dalam studinya Fiedler mencoba menjawab dua pertanyaan mengenai teori divergen dan perbedaan
konsep mereka dari suatu hubungan terapeutik yang ideal dan yang kedua mengenai hubungan manusia
yang ideal khusus pada psikoterapi. Dari studinya, Fiedler menyimpulkan bahwa terapis-terapis
dari orientasi yang berbeda tidak terbedakan dari masing-masing orang awam dalam menjabarkan
konsep hubungan teraupetik yang ideal.
Sekumpulan studi penting lainnya adalah studi oleh Truax and carkhuff (19). Yang melaporkan
serangkaian studi yang dianalisa melalui wawancara klien yang berkisar antara mahasiswa berkenaan
dengan penyakit skisofrenia. Hasil tes kepribadian dan criteria lainnya digunnakan untuk
menetukan peningkatan atau kemrosotan.
Truax and carkhuff menyimpulkan bahwa hubungan konseling mungkin berjalan sebagai dua alat yang
tajam bisa melukai atau bahkan membantu klien, bergantung pada konsep hubungan.
Suatu studi oleh Combs and soper (5) relevan dengan karakteristik kepribadian konselor yang
dihubungkan dengan keefektifan konseling sebagai penilaian oleh seorang staf pendidikan konselor.
Combs dan soper menginterpretasikan hasil mereka untuk mengindikasi bahwa sikap konselor dan
proses perceptual adalah faktor penentu yang penting dari keefektifan konselor.
Aspek Lain dalam Hubungan Konseling :
1. Batasan ( Limits )
Keterbatasan pada suatu hubungan membatasi perilaku baik konselor maupun klien.
Perilaku konselor dipengaruhi oleh seperangkat kode etik klien, sebagai contoh. Disisi lain klien
terbatas dalam istilah waktu perjanjian pertemuan (time of appointments), lamanya perjanjian
(length of appointments), konsep interaksi dengan konselor, dan sebagaimya.
2. Ketergantungan (Dependency)
Beberapa klien mengembangkan rasa ketergantungan pada konselor. Mereka mungkin merasa suatu
kebutuhan bagi konselor untuk memberi lebih dan lebih dari waktunya untuk membagi waktu
pertemuan dengan klien yang lain untuk bertemu dengan mereka,untuk melakukan wawancara melalui
telefon atau di tempat yang bebas atau bagi konselor untuk member mereka nasehat atau memberi
pertanggungjawab untuk keputusan mereka. Permintaan seperti itu adalah bukti ketergantungan
klien.
3. Pemindahan (Transference)
Fenomena hubungan yang lainnya adalah pemindahan (transference). Ketika dalam suatu hubungan
konseling, baik klien maupun konselor terjadi perasaan kearah sesutau yang tidak logis.Rasa
Pemindahan (tramsference) mungkin bisa positif atau negatif. Klien berusaha untuk melindungi
dirinya dari tekanan tanpa benar-benar menjadi sadar akan apa yang telah dia lakukan.
4. Pertahanan (Resistance)
Pertahanan (resistance), terdiri dari perilaku klien yang nampak diarahkan pada hambatan dalam
proses konseling.Seringkali ketika proses konseling dimulai untuk menyentuh area yang sangat
sensitive dan area yang menyakitkan dari kehidupan klien, dia mencoba untuk melindungi dirinya
dari tekanan tanpa benar-benar menjadi sadar akan apa yang telah dia lakukan.
PERKEMBANGAN WAWANCARA
Berbicara mengenai wawancara biasanya menyangkut pertanyaan – pertanyaan teknik. Dalam
konseling perkembangan proses konseling melibatkan hubungan interpersonal antara konselor dan
klien. Dalam wawancara perkembangan ini, akan dibahas mengenai :
1. Perumusan Tujuan
Perumusan tujuan dalam konseling perkembangan berasal dari dua sumber utama, yaitu : sumber
pertama teori pribadi konselor dan filosofi konseling; dan sumber kedua datang dari diri klien.
Aspek teknik dari perumusan tujuan atau kontrak perkembangan adalah suatu proses yang disebut
structuring /penyusunan. Penyusunan pada dasarnya proses komunikasi dan berbagai harapan tentang
proses hakikat konseling itu sendiri. Tujuan umum penyusunan adalah menyediakan dasar untuk
hubungan satu sama lain. serta membantu mengembangkan empati, kualitas berpikir dan merasakan
bersama. Itu adalah kondisi dasar untuk hubungan konseling.
2. Dimensi Proses Konseling
Relevansi khusus dalam dimensi yang tersusun selama proses konseling, yaitu: “pembagian tanggung
jawab, makna ambigu (ganda), dan ukuran intelektual afektif.”
3. Keterampilan Persepsi
Ketrampilan wawancara yang utama bagi seorang konselor adalah mengatakan hal yang benar. Namun,
keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh konselor dalam wawancara konseling adalah
mendengarkan. Untuk menjadi pendengar yang selektif, setidaknya memiliki 3 dimensi, antara lain:
“kebutuhan pribadi yang relevan, idiasional daripada seleksi afektif, seleksi komunikasi yang
positif daripada yang negatif.
4. Penelitian tentang Wawancara
Dua penelitian oleh Strupp (8,9) menyoroti tentang penggunaan teknik wawancara oleh terapis
dengan latar belakang yang berbeda dan tingkat pengalaman yang berbeda.
Robert Wrenn (10) membandingkan tanggapan dari lima puluh empat konselor untuk satu set
pernyataan klien sengaja dipilih untuk menyoroti perbedaan teoretis .
Tujuan dari wawancara perkembangan adalah untuk membantu klien mencari dan mencoba alternatif
baru dan cara berperilaku yang akan berorientasi pada tujuan baginya.
5. Keterbukaan Komunikasi
Dalam pertemuan membutuh seorang konselor yang mungkin mampu memberikan respon dengan cara yang
kreatif dan berbeda yang mencerminkan keluwesan pemikiran atau keterbukaan komunikasi. Ada tiga
aspek sebagai tolak ukurnya, yaitu :
a) Sedikit banyaknya percobaan yang menggolongkan usaha konselor untuk memahami klien,
b) Keterbukaan atau kemampuan untuk memunculkan hipotesis atau data baru tentang klien yang
konselor pertahankan, dan
c) Keragaman teknik-teknik atau pendekatan yang digunakan konselor dalam penanganan klien.
6. Konsistensi Komunikasi
Konselor berkomunikasi dengan klien secara verbal dan non-verbal. Kekonsistenan komunikasi
konselor dapat di ketahui dari mengamati banyak sedikitnya perilaku verbal dan non-verbalnya yang
sesuai, yaitu yang mereka sampaikan mempunyai arti yang sama.
7. Keterlibatan Perseorangan dalam Komunikasi
Salah satu aset konselor adalah kemampuannya untuk masuk lebih dekat dengan hubungan secara
spontan dengan kliennya. Ada dua aspek utama sebagai tolak ukur dalam kegiatan konseling :
a. Sejauh mana si konselor menunjukkan perasaan yang sebenarnya penerimaan dan perawatan
bagi klien, dan
b. Sejauh mana konselor menyatakan terus terang dan terang-terangan sebagaimana manusia
kepada sesama.
dalam profesi membantu karena beberapa alasan. Yang pertama, praktek atau kode etik tertentu yang
jelas harus dikembangkan yang memberikan pedoman yang memadai mengenai perilaku etis dalam
berbagai macam situasi yang dihadapi dalam hubungan membantu.
Yang kedua, kebanyakan pekerja
dalam profesi membantu tidak dalam praktek pribadi. Yang terakhir, para pekerja dalam profesi
membantu pada dasarnya mungkin menemui situasi dimana kewajiban-kewajiban etis saling melengkapi
atau bertentangan.
Sifat Kewajiban Etis
Etika adalah prinsip atau standar tingkah laku yang didasarkan pada beberapa perangkat nilai yang
telah diterima secara umum. Kode-kode etik secara umum mengakui fakta bahwa koselor memiliki
sejumlah jenis kewajiban etika yang berbeda-beda. Kebanyakan konselor akan mengakui jenis-jenis
kewajiban berikut ini : kewajiban kepada klien, kewajiban kepada orang tua klien kecil, kewajiban
kepada profesi, kewajiban kepada lembaga-lembaga yang mempekerjakan, dan kewajiban kepada
komunitas atau masyarakat pada umumnya.
Pada hakikatnya, sebuah sistem etika menggambarkan sebuah hirarki nilai yang memungkinkan
konselor untuk membuat pilihan-pilihan berdasarkan tingkat yang berbeda antara baik atau buruk.
Untuk bekerja secara sukses dan etis sebagai konselor, orang harus mampu hidup dengan sebuah
hirarki nilai yang memungkinkan dibuatnya keputusan-keputusan yang konsisten yang melibatkan
kewajiban terhadap klien yang bertentangan dengan kewajiban-kewajiban lain. Konselor harus mampu
memahami secara agak jelas tentang situasi-situasi dimana kesejahteraan kliennya akan
mengesampingkan nilai-nilai lain yang mungkin dilibatkan.
Tiga tingkat kerahasiaan yang berbeda dapat dibedakan dalam konseling, yaitu :
1. Tingkatan yang pertama meliputi penggunaan informasi profesional. Setiap pekerja
profesional memiliki kewajiban untuk mengelola informasi tentang klien atau calon klien hanya
dengan cara professional. Sumber informasi sebaiknya ditangani dengan cara-cara yang menjamin
bahwa mereka tidak jatuh ke tangan orang-orang yang dapat menangani informasi dengan cara non-
profesional.
2. Tingkat kerahasiaan yang kedua terkait dengan informasi yang timbul dari suatu hubungan
konseling. Dalam situasi semacam itu, klien harus memiliki suatu hak untuk berharap bahwa
informasi hanya akan digunakan untuk kesejahteraannya.
3. Tingkat kerahasiaan yang ketiga adalah kerahasiaan dimana konselor memegang sebuah
komunikasi dengan kerahasiaan yang sempurna. Pada level ini, komunikasi tidak akan dibocorkan
tanpa persetujuan klien walaupun konselor sangat merasa bahwa itu akan menjadi kepentingan
terbaik klien untuk melakukannya.
Tanggung Jawab Hukum Konselor
Walaupun konselor biasanya tidak memiliki komunikasi yang istimewa, mereka memiliki hak-hak hukum
tertentu seperti saksi yang seharusnya mereka pedulikan. Konselor seharusnya menjaga catatan
kasus rahasia dalam bentuk memorandum yang dialamatkan kepada dirinya sendiri dan tidak tersedia
bagi orang lain.
Kejujuran & Ketidakjujuran Profesional
Proses membentuk dan menginternalisasi suatu dasar yang dapat dikerjakan dan etis untuk
berhubungan dengan orang lain dalam konseling adalah sebuah proses untuk mengumpulkan keberanian
untuk jujur dengan dirinya sendiri. Hal ini memerlukan keberanian untuk meninggalkan kebohongan
terhadap diri sendiri tentang kemampuan seseorang untuk menjadi segalanya bagi semua orang.
Sebagai gantinya, konselor harus menemukan keberanian yang sesuai didalam keterbatasan-
keterbatasannya sendiri dan untuk mengembangkan kepercayaan terhadap manfaat hubungannya dengan
orang lain.
KONSELING DAN PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan pada Bidang Ekonomi
Ditandai dengan adanya revolusi industry di Eropa, yaitu dengan adanya perkembangan
penggunaan teknologi yang dimulai dengan penggunaan mesin dan bahan bakar untuk menggantikan
kemampuan manusia di berbagai macam pekerjaan.
Dampak positifnya : penggunaan mesin yang memudahkan manusia untuk bekerja dan hasil produksi pun
akan lebih banyak sehingga keuntungannya lebih besar dan terjadi peningkatan taraf hidup para
pekerjanya. Sebaliknya dampak negatifnya adalah : penggunaan teknologi dalam industry juga
memberikan masalah yang cukup besar, yaitu perkembangan teknologi ini hanya mampu dinikmati oleh
negara-negara maju, terjadinya peningkatan angka pengangguran yang tinggi karena tiap industri
menggunakan mesin untuk proses produksi.
Implikasi Perubahan Ekonomi pada Konseling. Dampak pada konseling dalam menghadapi perubahan ini
akan sangat besar. Peran konselor adalah : membantu individu untuk menerima perubahan ekonomi
yang sangat cepat, memberikan motivasi pada individu untuk dapat bersaing dan meningkatkan
kemampuan yang dimiliki.
Perubahan pada HAM
Ditandai dengan adanya revolusi besar dalam hak asasi manusia. Karena ini hasil perjuangan, itu
membebankan tanggung jawab berat pada perkembangan konselor untuk membantu orang-orang yang baru
dibebaskan dari kendala diskriminasi dan penindasan untuk memanfaatkan peluang yang baru
dimenangkan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Selain itu juga terjadi pada perubahan
sikap dan pandangan terhadap wanita.
Implikasi perubahan HAM terhadap konseling, yaitu: sebagai seorang konselor kita memiliki tugas
untuk lebih aktif dalam memperjuangkan dan memperoleh hak asasinya; dan juga kita harus
berpandangan netral terhadap klien (tidak rasisme, dan tidak membedakan klien dari ras, suku dan
agama).
Perubahan pada Nilai-Nilai
Perubahan pada nilai-nilai ditandai dengan adanya kultur negara yang sangat dipengaruhi
oleh ekonomi masyarakat. Semakin tinggi ekonomi suatu negara, maka nilai-nilai juga akan
berkembang pesat dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut antara lain : nilai tradisional yang
terdiri dari kekuatan moral yang sangat kuat pada seseorang, sukses dalam bekerja dan orientasi
dalam penghargaan, nilai yang berkembang: nilai untuk berkembang terdiri dari sosialisasi dan
moral.
Perubahan Populasi
Perubahan penduduk yang cepat akan berdampak pada pola perilaku dan hubungan
interpersonal, contohnya: masyarakat sekarang cenderung mulai bersikap individual, egois, dan
mengabaikan nilai-nilai gotong royong (kekeluargaan). Kenaikan tingkat urbanisasi juga akan
mempengaruhi nilai kekeluargaan yang berakibat mengurangi tingkat kerukunan di masyarakat
perkotaan.
Implikasinya terhadap konseling yaitu konselor harus peduli untuk membantu sesame manusia
dalam menentukan pola hubungan interpersonal dan orientasi terhadap nilai-nilai tanpa harus
mengabaikan komitmen dan tanggung jawab dalam masyarakat.
Perubahan dalam Kehidupan Keluarga
Perubahan kehidupan keluarga ditandai oleh dua perubahan nilai kultur yang penting, yaitu :
perubahan peran ekonomi dan perubahan struktur keluarga. Konselor perkembangan akan semakin
terlibat dalam hubungan perkawinan, hubungan pernikahan yang sukses dalam masyarakat menjadi
semakin penting dan penentu perkembangan yang optimal sehingga diperlukannya seorang konselor
yang berkompeten dalam bidang ini.
Implikasinya terhadap konseling antara lain konselor perkembangan harus terlibat lebih dalam
terhadap masalah perkawinan dengan memberikan layanan konseling perkawinan, mengadakan sebuah
layanan konseling keluarga, turut menyadarkan masyarakat akan peran vital keluarga dalam
pendidikan, serta harus menjadi pribadi yang berkompeten.
Perubahan pada Bidang Pendidikan dan Implikasinya terhadap Konseling
1) Program dan paket pembelajaran adalah suatu program dimana kita akan belajar secara
akademik dan staf pengajarannya pun tidak hanya dari guru melainkan juga dari orang yang lebih
professional. Murid-murid diminta lebih mandiri, guru hanya sebagai fasilitator (bukan penentu
dalam pendidikan). Sedangkan paket pembelajaran adalah tingkatan pendidikan mulai dari SD, SMP,
SMA, dan Perguruan Tinggi (semakin tinggi tingkatannya, maka akan semakin sulit pula hal yang
mereka pelajari).
2) Konseling kelompok, dalam hal ini konselor harus menjadi pemimpin yang professional dalam
kegiatan konseling kelompok.
KONSELOR SEBAGAI AHLI TINGKAH LAKU MANUSIA
Konselor perkembangan tertarik pada masalah-masalah, bukan pada disiplin-disiplin. Dia
pasti bersikap untuk mencari pengetahuan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah-masalah Ilmuan
behavioral adalah seseorang yang mampu melihat tingkah laku manusia, termasuk dirinya, sebagai
sesuatu yang relevan, berpotensi untuk memahami, dan ketertarikan yang tidak dapat dihindarkan.
Pandangan konselor tidak seluruhnya sebagai solusi dari masalah, tapi sebagai pendekatan, metode
perspektif yang akan memungkinkan dirinya untuk menanyakan lebih banyak pertanyaan yang berhasil
dalam proses konseling.Konselor perkembangan membutuhkan sebuah pemahaman dalam kedalaman dari
konstribusi yang nyata dari disiplin ini.
Sosiologi dan Konseling
Sosiologi adalah salah satu ilmu sosial yang memiliki tujuan untuk menemukan struktur dasar dari
masyrakat manusia, untuk mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi kelompok, dan untuk
mempelajari kondisi yang mengontrol kehidupan sosial. Wilayah-wilayah besar dari sosiologi adalah
berhubungan dengan konseling perkembangan (organisasi sosial, sosialisasi, kelompok primer,
kelompok referensi, stratifikasi sosial, serta populasi dan ekologi).
Organisasi Sosial
Organisasi sosial menunjuk pada kestabilan atau hubungan teladan antara individu-individu dan
kelompok-kelompok. Sebagai contoh dari oranisasi sosial seperti keluarga, komunitas, profesi dan
kelompok formal dan institusi lainnya. Konselor perkembangan membutuhkan banyak sekali kesadaran
terhadap pola organisasi sosial dalam perkembangan manusia menjadi berinteraksi.
Merton menguji pertanyaan pengaruh dari struktur sosial dalam individu dan metode adaptasi yang
disana ada lima pengertian umum dengan yang dapat individu kuasai, antara lain :
1. Kecocokan: menggambarkan antara kecocokan terhadap tujuan masyarakat dan menjadi adat
berarti bahwa masyarakat mengakui dengan tepat untuk mencapai tujuan.
2. Inovasi: biasanya terdiri dari masukan nilai-nilai sosial, tapi menggunakan metode yang
berbeda untuk cara mencapainya.
3. Ritualsme.
4. Retreatisme
5. Pemberontakan: adalah bentuk adaptasi diantara tujuan dan metode-metode organisasi sosial
tertolak. Pemberontakan mencoba menghancurkan yang lama dan membangun sebuah struktur sosial yang
baru.
Sosialisasi
Adalah proses menyambung nilai-nilai dan maksud dari kelompok disebarkan ke individu, yang
menjadi pola organisasi sosial. Sosialisasi menjadi hubungan sosial dan sebuah fungsi interaksi
sosial. Konselor perkembangan harus memiliki pemahaman yang tuntas akan sifat kontrol sosial dan
proses sosialisasi dalam menjalankan kehidupan klien. Konselor perkembangan berperan dalam
mengontrol sosial dalam hidup sebuah perkembangan individu, konselor adalah sebuah bagian dari
suatu proses sosialisasi yang dilakukan olehnya.
Kelompok Primer
Kelompok primer memainkan fungsi penting yang utama dalam perkembangan dua hal yaitu kelompok
primer menyediakan keangotaan dan hubungan dalam sehingga anak bisa membangun konsepnya sendiri
dan yang lainnya. Kelompok primer juga memainkan kunci peran dalam menyebarkan kontrol sosial.
Memahami keaslian dari pengalaman kelompok primer klien adalah penting bagi konselor juga karena
pengalaman-pengalaman itu akan sangat menentukan harapan klien dari pengalaman kelompok primer
yan digambarkan dengan hubungan konseling itu sendiri.
Kelas menengah biasanya diajarkan untuk memuaskan kebutuhan sosial, psikologis, dan biologis
hanya pada waktu dan tempat yang ditentukan secara sosial dan dalam cara-cara yang disetujui.
Konselor yang mampu memahami dan menerima individu yang latar belakang kelas sosial yang berbeda
telah menghasilkan pola perilaku dan persepsi ini tampaknya tidak akan efektif dalam bekerja
dengan mereka.
Penduduk dan Ekologi
Dua fase penting dari penelitian sosiologis melibatkan studi populasi dan perubahan penduduk.
Termasuk dalam tahap ini adalah sosiologi ekologi fisik, atau studi tentang perubahan spasial dan
kepadatan penduduk. Ekologi manusia melibatkan distribusi fisik dan geografis penduduk merupakan
faktor yang penting dalam perkembangan.
Antropologi Dan Konseling
Antropologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari atau menjelaskan tentang berbagai macam
masalah yang dipelajari oleh ilmu perilaku kedisiplinan, khususnya sosiologi dan psikologi.
Antropologi mengamati manusia dari sudut pandang penemuan keadaan manusia dan adaptasi dari
individu itu sendiri. Sumbangan yang terpenting dari antropologi dalam hal ini adalah kesempatan
untuk mengamati perilaku manusia dari kebudayaan yang mereka lakukan dan pembatasan dari budaya
yang dilarang. Perkembangan konselor memerlukan kacamata kebudayaan dari ahli antropologi dalam
memandang perkembangan manusia. Mereka perlu melihat proses perkembangan dari luar nilai -
nilai, prasangka, dan rintangan yang membentuk kebudayaan sebagai penentu proses perkembangan itu
sendiri. Antropologi adalah proses pembelajaran ilmu pengetahuan tentang perilaku seseorang yang
merupakan sesuatu hal yang paling penting. Tujuan mempelajari antropologi itu sendiri adalah
untuk memahami atau mengetahui perkembangan dari seorang individu.
Nilai Dari Kebudayaan
Masalah perilaku adalah satu-satunya pusat untuk perkembangan konselor. Nilai adalah hal terbesar
yang dipelajari utamanya dalam konteks kebudayaan. Dalam menguji kebudayaan Amerika, Dr. Du Bois
memiliki dasar alasan penting dari kebudayaan U.S.A. Dia menyusun tiga pusat posisi yang dinilai
orang-orang Amerika, yaitu :
1. Alam semesta adalah sebuah susunan dan manusia adalah yang menguasainya.
2. Semua manusia pada dasarnya adalah sama derajatnya.
3. Semua manusia adalah sempurna.
Du Bois mempunyai 3 Fokal nilai yang terdiri dari:
1. Materialisme. Materi menjadi hal yang paling penting dalam budaya Amerika. Nilai ini
berasal dari alasan bahwa manusia dapat mengontrol dan menguasai sekitarnya.
2. Kesesuaian. Penyesuaian melalui perilaku adalah fokal nilai dari alasan persamaan.
3. Upaya optimis. Ini adalah fokal nilai dari prestasi, perbaikan diri, dan kerja keras.
Manusia adalah kesempurnaan dan oleh karena itu harus menyempurnakan dirinya. Menguasai dunia ini
dan kerja keras serta usaha akan memberikan hasil. Berjiwa muda, semangat, dan antusiasme sangat
dihargai. Cita – cita yang tinggi dan prestasi tinggi memperlengkapi sifat baik.
Untuk perkembangan konselor, beberapa tujuan melihat bahwa nilai kebudayaan dan pembentukan
nilai adalah penting. Konselor seharusnya dapat mengkonsepkan bagaimana mengenai nilai budaya
dari individu dan perkembangannya. Dia seharusnya dapat mengerti bagimana struktur nilai dari
seorang individu yang berpengaruh terhadap kebudayaannya dan bagaimana konflik diantara individu
dan nilai kebudayaan yang berpengaruh pada perkembangan. Seperti konflik yang terjadi ketika
individu atau bagian dari kelompok menentang nilai yang ada dalam kebudayaan yang dominan.
Kebudayaan yang Terputus
Konsep Antropologi lain yang sangat penting bagi perkembangan perkonselingan adalah
terputusnya sebuah keadaan. Terputusnya sebuah kebudayaan pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor
perbedaan hasil yang menyolok pada tahap perkembangan yang diharapkan.
Keller menyusun 4 faktor perkembangan terputusnya keadaan yang khususnya dapat menyelami
masyarakat Amerika, yaitu :
1. Keluarga dengan sosial yang tinggi
Dari sudut anak yang sedang berkembang, keluarga berarti sebuah pelindung yang memisahkannya dari
masyarakat.Dalam sebuah keluarga, ibu adalah figur dewasa yang melengkapi sendiri figur wibawa
dan model peran.
2. Ketergantungan dengan kemerdekaan.
Konseling perkembangan banyak dibutuhkan dalam pendidikan khusus karena adanya keadaan yang
terputus yang disebabkan oleh kekomplekan , tingginya masyarakat modern
3. Kepatuhan dengan kekuasaan
Konselor perkembangan akan menjumpai keadaan yang terputus dalam kekuasaan – kepatuhan yang
menimbilkan konflik yang besar dan mungkin akan menghambat proses perkembangan.
4. Dorongan mengontrol diri dengan dorongan pemuasan diri.
Konselor perkembangan dibutuhkan untuk membawa keluar budaya kongkalikong yang melingkupi
seksualitas dan membantu perkembangan manusia untuk mengambil keputusan mengenai rangsangan –
rangsangan yang tidak dapat ditolak dan mengontrolnya.
Psikologi Sosial Dan Konseling
Pengaruh sosial pada persepsi, Bruner menunjukkan bahwa psikologi sosial kontemporer telah sangat
peduli dengan proses persepsi pada manusia.Psikolog sosial telah diteliti secara intensif
fenomena persepsi dari segi sosial. Mereka telah menggunakan stimulus situasi di mana ambiguitas
dan faktor waktu yang terbatas digunakan untuk melebih-lebihkan efek dari persepsi selektif dan
kognisi. Contoh yang sering dikutip dari fenomena persepsi dicatat oleh Bruner adalah studi
tentang persepsi ukuran koin oleh anak-anak yang berbeda tingkat sosial ekonomi. penelitian ini
menunjukkan bahwa anak-anak miskin cenderung untuk memperbesar ukuran koin ke tingkat yang lebih
besar dari yang relatif muda lebih istimewa.
Untuk konselor untuk memahami cara sebuah individu mengatasi lingkungannya, ia harus mengerti apa
fungsi lingkungan untuknya. satu sisi, memasuki hubungan konseling dengan klien melibatkan
mencoba memahami pengalaman masa lalunya, keanggotaan kelompok sosial, dan membutuhkan cukup
menyeluruh sehingga komunikasi dapat terjadi dalam pola persepsi.
Sosial psikologis pengaruh pada motivasi
Mecelland dan rekan-rekannya melihat prestasi mereka butuhkan atau sebagai n Ach notate itu,
sebagai kecenderungan sosial terhadap perilaku belajar. Construct dari Ach n telah biasanya
diukur dengan menggunakan teknik proyektif seperti tes apperception themetic di mana subyek
cerita tentang gambar ambigu dianalisis.Berdasarkan jenis data tersebut, Mecelland membuat daftar
tiga karakteristik dasar orang dengan ach.these n tinggi:
1. high n berprestasi seperti situasi di mana mereka mengambil tanggung jawab pribadi untuk
menemukan solusi untuk masalah.
2. n orang berprestasi tinggi cenderung menetapkan tujuan pencapaian moderat dan mengambil
risiko dihitung. mereka termotivasi untuk mendapatkan kepuasan dari prestasi positif bukan dengan
menghindari kegagalan.
3. prestasi tinggi n orang ingin umpan balik beton pada hasil usaha mereka, mereka ingin
dapat mengukur hasil dan mengevaluasi mereka.
Dalam budaya kita, perilaku kecenderungan seperti yang dikonseptualisasikan dalam Ach n ini jelas
sangat penting bagi pengembangan individu dan kesejahteraan sosial. Individu yang sangat rendah
dalam motivasi berprestasi tidak mungkin untuk mengembangkan bidang pendidikan dan juga mungkin
tidak dapat berfungsi dalam masyarakat yang menempatkan premi yang besar pada usaha individu dan
tanggung jawab. Konselor perkembangan perlu sensitif terhadap efek dari keluarga dan pengaruh
sosial-kelas pada pertumbuhan motivasi anak muda, konselor mungkin harus menemukan strategi untuk
campur tangan dalam memfasilitasi pengembangan motivasi.
Preferensial Perilaku dan Konseling
Konseling secara langsung berhubungan dengan alternatif konseptualisasi, pengambilan keputusan,
memperkirakan konsekuensi dari program tindakan, dan menetapkan preferensi di antara alternatif
dan konsekuensi dalam jangka waktu beberapa set nilai.
Teori Permainan
Teori permainan adalah suatu usaha untuk mengembangkan deskripsi matematis dari perilaku manusia
dalam situasi kerjasama dan kompetisi dimana semua peserta informasi yang cukup dan kompeten dan
tujuan bersama mencari sesuai dengan seperangkat aturan.
Secara praktis, tentu saja, dalam situasi konseling, klien tidak selalu jelas dan rasional dalam
pendekatan mereka untuk mereka atau lainnya, tujuan dan perilaku. Namun di satu sisi, konselor
terlibat dalam proses membantu klien untuk membuat pilihan dan untuk berperilaku rasional dan
dengan cara tujuan-diarahkan dalam kondisi yang optimal dapat mendekati yang dikonseptualisasikan
dalam teori permainan.
Contoh penggunaan penggunaan teori permainan dalam pemecahan masalah manusia adalah prinsip
minimax. Berdasarkan prinsip ini, seorang pemain dalam situasi permainan memilih strategi yang
akan meminimalkan kerugian maksimum atau risiko dan tentu saja sebaliknya memaksimalkan
keuntungan dibandingkan dengan strategi alternatif lainnya. Dalam arti, siswa berusaha untuk
memilih perguruan tinggi dengan menggunakan informasi kemungkinan harapan tentang keberhasilan
atau kegagalan dalam berbagai perguruan tinggi menghadapi situasi yang agak mirip. Dia memiliki
peringkat perguruan tinggi alternatif dalam hal keinginan atau keuntungan. Dia ingin
memaksimalkan keuntungan ini, tetapi pada saat yang sama ingin meminimalkan kerugian atau resiko
kegagalan. Dia harus memilih alternatif yang kompatibel dengan kedua elemen.
Teori Pengambilan Keputusan
Teori Keputusan ini bertujuan untuk mengkaji perilaku manusia dalam situasi di mana pilihan harus
dibuat antara sejumlah alternatif diketahui. Teori keputusan meliputi pembentukan model
matematika, deskripsi proses dengan mana keputusan yang benar-benar tiba, dan evaluasi
konsekuensi yang melekat pada keputusan tertentu.
Nilai Inquiry
Nilai penyelidikan lain lain istilah yang menggambarkan perilaku disiplin didedikasikan untuk
mempelajari preferensi di antara pilihan alternatif dan kriteria yang terlibat untuk membangun
preferensi.
Proses konseling, bagaimanapun, memiliki kepedulian pusat untuk pengambilan keputusan,
pembentukan nilai, dan pemilihan program alternatif tindakan. Setiap usaha sistematis untuk
mempelajari aspek-aspek perilaku manusia berpotensi bermanfaat untuk konselor perkembangan.
Konselor pasti akan dilihat oleh klien sebagai ahli dalam proses yang melibatkan pilihan dan
keputusan. Dia perlu menyadari kontribusi teoritis dan penelitian di bidang ini.
Ekonomi dan Konseling
Ekonomi adalah ilmu perilaku yang memiliki relevansi yang jelas bagi konselor. Karena salah satu
tujuan utama dari seorang konselor adalah membantu klien mengembangkan ekonomi swasembada dan
kecukupan, konselor perlu memahami sesuatu dari sistem ekonomi di mana kliennya akan hidup.
Ilmu Politik dan Konseling
Konselor perlu memahami secara menyeluruh struktur kekuasaan dalam institusi dan masyarakat di
mana ia operates. Konselor harus memahami bagaimana kekuatan melanggar berbagai struktur pada
klien, dan bagaimana struktur kekuasaan dapat dimanfaatkan untuk membawa perubahan yang
konstruktif di masyarakat.
Diagnosis, Prediksi, dan Kegunaan Tes dalam Konseling
Diagnosis bertujuan untuk menemukan penyebab masalah klien. Tingkat efektifitas menurut
Menninger ini didefinisikan dengan adanya tingkat kontrol bahwa individu tersebut dapat
menyesuaikan dengan lingkungannya dan dapat meresponnya. Dia mengemukakan bahwa ada lima
tingkatan keberhasilan individu, antara lain :
1. Panic: hilangnya kontrol dalam merespon baik secara langsung dan bersifat sementara
terhadap lingkungannya.
2. Inertia: terdapat beberapa kontrol yang berlangsung secara singkat dengan lingkungan yang
memuat ada atau tidaknya ; banyak-sedikitnya control yang berlangsung lama dan mencakup luas
dengan lingkungan.
3. Striving: memiliki tingkat kontrol yang lebih lama dan aspek yang lebih luas dalam
lingkungan, lebih aktif mencoba, memiliki perencanaan dan pengorganisasian yang lebih efektif.
4. Coping: adanya kontrol dalam segmen yang luas, dalam waktu yang lama serta komponen waktu
yang lama yang bersifat emosional, menganggap sesuatu sebagai suatu tantangan.
5. Mastery: merupakan tingkatan tertinggi dari keefektifan individu yang berada dalam segmen
dan control aktif yang penting dalam lingkungan, perencana yang matang, interaksi yang lebih
erat, serta kehidupan yang penuh gairah.
Kelima gagasan yang ada di atas sangat berguna bagi konselor perkembangan, sehingga wujud tingkah
laku konselor yang tepat disesuaikan pada fungsi tingkatan dari klien sehingga ia tidak merasa
kesulitan. Diagnosis tersebut mengacu pada proses dimana konselor dating untuk memahami klien,
dunia klien, dan pentingnya interaksi dengan dunia bagi dirinya. Menurut Koester, Mc Arthur, dan
Parker menyarankan bahwa diagnosis yang paling efektif dilakukan secara terus menerus, sementara,
dna bisa diuji hasilnya.
Diagnosis Perkembangan
1. Faktor panggung kehidupan: terkait dengan usia kronologis.
2. Faktor ruang kehidupan: terkait dengan keadaan fisik dan psikologis individu.
3. Factor gaya hidup: terkait dengan tingkah laku, yaitu karakteristik individu.
Prediksi
Konselor tertarik pada masalah prediksi sebab:
1. Untuk menguji pemahaman tentang klien tertentu.
2. Menyempurnakan teori konselor.
Penggunaan tes dalam konseling
Konselor perkembangan membantu untuk memastikan bahwa tes digunakan dalam lingkungan
pendidikan untuk memfasilitasi pengembangan, dan bukan untuk merasionalisasi kegagalan dalam
melakukannya. Pengujian dapat digunakan dengan tujuan, yaitu :
1. Menyangkut pengujian hipotesis dari konselor
2. Interpretasi informasi tes
Keduanya digunakan untuk memberikan informasi yang lebih memadai terhadap klien yang bersifat
deskriptif atau prediktif tentang diri mereka sendiri dan kemungkinan yang terjadi terhadapnya.
Pemahaman tentang Konsep Pengukuran
a. Validitas: sejauh mana suatu tindakan instrumen yang memiliki tujuan yang dapat diukur.
- Validitas prediktif adalah kemampuan alat memprediksi suatu peristiwa atau peristiwa masa
depan.
- Validitas serentak berbeda dengan validitas prediktif dari segi waktunya, biasanya diukur
dengan perhitungan koefisien korelasi antara distribusi skor tes dan mengukur beberapa kriteria
yang ada secara bersamaan.
- Validitas konten, merupakan suatu validitas isi yang ditentukan melalui proses item yang
dipilih.
- Validitas konstruksi teoritis adalah jenis validitas yang memiliki skala angka pengukuran
yang kecil.
b. Kehandalan (reliable)
Dua aspek utama keandalan adalah konsistensi pengukuran dari waktu ke waktu dan konsistensi
antara dua pengukuran yang serupa.
Tes adalah instrumen yang berguna untuk membuat pengamatan dalam beberapa kasus, dan merupakan
prediksi tentang perilaku manusia. Data tersebut hendaknya dikombinasikan dengan observasi yang
lainnya, sehingga dapat berguna oleh seorang konselor. Jika konselor menggunakan tes sebagai
bagian penting dari teknik profesionalnya maka ia harus ahli dalam menggunakannya. Keahlian
tersebut dating melalui penelitian yang intensif dan pengalaman yang luas dengan instrumen yang
digunakan.
HUBUNGAN PERKEMBANGAN
Whitaker dan Malone (20) mendefisinikan konseling sebagai suatu hubungan interpersonal yang
mempercepat perkembangan dari satu atau dua orang yang bersangkutan.
A. Karakteristik Hubungan Perkembangan
Rogers telah menyaring pertanyaan utama ini lebih jauh untuk mendefinisikan 3 faktor yang ia
sadari sebagi kondisi penting dalam mempelajari konseling, yaitu :
1. Keselarasan (congruence)
Keselarasan adalah umumnya mempertimbangkan kualitas “menjadi dirisendiri” bukan memainkan suatu
bagian atau suatu peran atau dibuat-buat. Seperti yang ditunjuk Grinker peran sosial mungkin
dibayangkan sebagai jembatan antara kepribadian dan sikap sosial. Mereka berasal dari sikap tidak
sadar dan dipengaruhi oleh banyak motivasi yang kompleks lebih tepatnya suatu keinginan sederhana
untuk membuat suatu kesan khusus pada seorang individu pada suatu momen khusus.
2. Hal positif tanpa syarat penghargaan (unconditional positif regard)
Penerimaan berarti adalah suatu keyakinan bahwa seorang klien itu mempunyai nilai. Penerimaan
bukan berarti tidak ada penilaian moral tentang perilaku klien. Penilaian terhadap perilaku
adalah suatu bagian yang tak terhindarkan untuk menjadi manusia yang bernilai. Pada dasarnya,
penerimaan berarti “tertarik pada” (interest in) dan “berkonsentrasi untuk” (concern for) seorang
klien, bukan menghakimi diri klien.
3. Pemahaman Empati (Emphatic understanding)
Empati mengandung sekurang-kurangnya dua komponen. Pertama, komponen kognitif yang meliputi
pemahaman psikologi. Yang lainnya adalah komponen afektif perasaan dengan seseorang. Bucheimer
mendiskusikan beberapa konteks dimensi dalam proses konseling. Interaksi dari konselor dan klien
dalam istilah dimensi ini yang utama memfokuskan sebagai definisi operasional dari kualitas
empati hubungan konseling. Dimensi-dimensi ini adalah :
1) Nada (tone) adalah suatu dimensi yang ekspresif dan sering kali non-verbal berdasarkan
pada nuansa ekspresi dari kehangatan dan spontanitas.
2) Langkah (pace). Meliputi kecocokan dan kebersamaan pada waktu-waktu interview.
3) Pandangan (Perception). Berhubungan dengan kemampuan konselor untuk mengabstraksikan
pusat yang menjadi perhatian klien dan untuk membentuk mereka pada istilah penerimaan
terhadapnya.
4) Strategi (strategy). Cenderung pada prediksi atau aspek permainan peran dari wawancara
yang tertutup pada “Model Klien” oleh Pepinsky.
5) Menuntun (Leading). Kecenderungan ini pada keberdayaan konselor dalam membentuk
sekumpulan atau satu set petunjuk yang akan menjalankan wawancara pada arah dari perhatian klien.
4. Kepercayaan ( Trust )
Kepercyaan adalah dasar kemantapan dalam bertindak. Klien perlu mempercayai konselor, dalam arti
jika mereka memungkinkan mengungkapkan permasalahan mereka sendiri dengan cara yang sesuai.
Konselor sangat membutuhkan kepercayaan dari klien jika mereka mampu berperilaku konsisten dan
percaya diri.
Penelitian dalam Hubungan Perkembangan
Dalam studinya Fiedler mencoba menjawab dua pertanyaan mengenai teori divergen dan perbedaan
konsep mereka dari suatu hubungan terapeutik yang ideal dan yang kedua mengenai hubungan manusia
yang ideal khusus pada psikoterapi. Dari studinya, Fiedler menyimpulkan bahwa terapis-terapis
dari orientasi yang berbeda tidak terbedakan dari masing-masing orang awam dalam menjabarkan
konsep hubungan teraupetik yang ideal.
Sekumpulan studi penting lainnya adalah studi oleh Truax and carkhuff (19). Yang melaporkan
serangkaian studi yang dianalisa melalui wawancara klien yang berkisar antara mahasiswa berkenaan
dengan penyakit skisofrenia. Hasil tes kepribadian dan criteria lainnya digunnakan untuk
menetukan peningkatan atau kemrosotan.
Truax and carkhuff menyimpulkan bahwa hubungan konseling mungkin berjalan sebagai dua alat yang
tajam bisa melukai atau bahkan membantu klien, bergantung pada konsep hubungan.
Suatu studi oleh Combs and soper (5) relevan dengan karakteristik kepribadian konselor yang
dihubungkan dengan keefektifan konseling sebagai penilaian oleh seorang staf pendidikan konselor.
Combs dan soper menginterpretasikan hasil mereka untuk mengindikasi bahwa sikap konselor dan
proses perceptual adalah faktor penentu yang penting dari keefektifan konselor.
Aspek Lain dalam Hubungan Konseling :
1. Batasan ( Limits )
Keterbatasan pada suatu hubungan membatasi perilaku baik konselor maupun klien.
Perilaku konselor dipengaruhi oleh seperangkat kode etik klien, sebagai contoh. Disisi lain klien
terbatas dalam istilah waktu perjanjian pertemuan (time of appointments), lamanya perjanjian
(length of appointments), konsep interaksi dengan konselor, dan sebagaimya.
2. Ketergantungan (Dependency)
Beberapa klien mengembangkan rasa ketergantungan pada konselor. Mereka mungkin merasa suatu
kebutuhan bagi konselor untuk memberi lebih dan lebih dari waktunya untuk membagi waktu
pertemuan dengan klien yang lain untuk bertemu dengan mereka,untuk melakukan wawancara melalui
telefon atau di tempat yang bebas atau bagi konselor untuk member mereka nasehat atau memberi
pertanggungjawab untuk keputusan mereka. Permintaan seperti itu adalah bukti ketergantungan
klien.
3. Pemindahan (Transference)
Fenomena hubungan yang lainnya adalah pemindahan (transference). Ketika dalam suatu hubungan
konseling, baik klien maupun konselor terjadi perasaan kearah sesutau yang tidak logis.Rasa
Pemindahan (tramsference) mungkin bisa positif atau negatif. Klien berusaha untuk melindungi
dirinya dari tekanan tanpa benar-benar menjadi sadar akan apa yang telah dia lakukan.
4. Pertahanan (Resistance)
Pertahanan (resistance), terdiri dari perilaku klien yang nampak diarahkan pada hambatan dalam
proses konseling.Seringkali ketika proses konseling dimulai untuk menyentuh area yang sangat
sensitive dan area yang menyakitkan dari kehidupan klien, dia mencoba untuk melindungi dirinya
dari tekanan tanpa benar-benar menjadi sadar akan apa yang telah dia lakukan.
PERKEMBANGAN WAWANCARA
Berbicara mengenai wawancara biasanya menyangkut pertanyaan – pertanyaan teknik. Dalam
konseling perkembangan proses konseling melibatkan hubungan interpersonal antara konselor dan
klien. Dalam wawancara perkembangan ini, akan dibahas mengenai :
1. Perumusan Tujuan
Perumusan tujuan dalam konseling perkembangan berasal dari dua sumber utama, yaitu : sumber
pertama teori pribadi konselor dan filosofi konseling; dan sumber kedua datang dari diri klien.
Aspek teknik dari perumusan tujuan atau kontrak perkembangan adalah suatu proses yang disebut
structuring /penyusunan. Penyusunan pada dasarnya proses komunikasi dan berbagai harapan tentang
proses hakikat konseling itu sendiri. Tujuan umum penyusunan adalah menyediakan dasar untuk
hubungan satu sama lain. serta membantu mengembangkan empati, kualitas berpikir dan merasakan
bersama. Itu adalah kondisi dasar untuk hubungan konseling.
2. Dimensi Proses Konseling
Relevansi khusus dalam dimensi yang tersusun selama proses konseling, yaitu: “pembagian tanggung
jawab, makna ambigu (ganda), dan ukuran intelektual afektif.”
3. Keterampilan Persepsi
Ketrampilan wawancara yang utama bagi seorang konselor adalah mengatakan hal yang benar. Namun,
keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh konselor dalam wawancara konseling adalah
mendengarkan. Untuk menjadi pendengar yang selektif, setidaknya memiliki 3 dimensi, antara lain:
“kebutuhan pribadi yang relevan, idiasional daripada seleksi afektif, seleksi komunikasi yang
positif daripada yang negatif.
4. Penelitian tentang Wawancara
Dua penelitian oleh Strupp (8,9) menyoroti tentang penggunaan teknik wawancara oleh terapis
dengan latar belakang yang berbeda dan tingkat pengalaman yang berbeda.
Robert Wrenn (10) membandingkan tanggapan dari lima puluh empat konselor untuk satu set
pernyataan klien sengaja dipilih untuk menyoroti perbedaan teoretis .
Tujuan dari wawancara perkembangan adalah untuk membantu klien mencari dan mencoba alternatif
baru dan cara berperilaku yang akan berorientasi pada tujuan baginya.
5. Keterbukaan Komunikasi
Dalam pertemuan membutuh seorang konselor yang mungkin mampu memberikan respon dengan cara yang
kreatif dan berbeda yang mencerminkan keluwesan pemikiran atau keterbukaan komunikasi. Ada tiga
aspek sebagai tolak ukurnya, yaitu :
a) Sedikit banyaknya percobaan yang menggolongkan usaha konselor untuk memahami klien,
b) Keterbukaan atau kemampuan untuk memunculkan hipotesis atau data baru tentang klien yang
konselor pertahankan, dan
c) Keragaman teknik-teknik atau pendekatan yang digunakan konselor dalam penanganan klien.
6. Konsistensi Komunikasi
Konselor berkomunikasi dengan klien secara verbal dan non-verbal. Kekonsistenan komunikasi
konselor dapat di ketahui dari mengamati banyak sedikitnya perilaku verbal dan non-verbalnya yang
sesuai, yaitu yang mereka sampaikan mempunyai arti yang sama.
7. Keterlibatan Perseorangan dalam Komunikasi
Salah satu aset konselor adalah kemampuannya untuk masuk lebih dekat dengan hubungan secara
spontan dengan kliennya. Ada dua aspek utama sebagai tolak ukur dalam kegiatan konseling :
a. Sejauh mana si konselor menunjukkan perasaan yang sebenarnya penerimaan dan perawatan
bagi klien, dan
b. Sejauh mana konselor menyatakan terus terang dan terang-terangan sebagaimana manusia
kepada sesama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar